19 Mar

Ungu dan Samson Mania, Jebol Pagar Pengaman

Meski pagar pengaman jebol di tiga titik tempatan pentas dua grup besar Ungu dan Samson Band, secara keseluruhan pementasan tour musik ‘live mild’ di Subang Minggu (18/3) malam, dinilai berjalan aman. Tak kurang dari vokalis Ungu, Pasha menyatakan kekagumanya, karena tertibnya Ungu dan samson Mania Di Subang. Padahal menurutnya jumlah penonton di Subang terbesar dari seluruh tour yang dilakukan kedua grup musik muda ini.

Samson malam itu menurunkan vokalis Bam yang membawakan lima nomor lagi dengan hit Kenangan terindah, yang membawa larut pengunjung dengan menyanyikan reffrain bersama, sementara Pasha juga membawa lima nomor lagu dengan hit Andai Ku Tahu, yang mengundang histeris penonton terutama remaja putri yang rata-rata baru gede.
Jumlah pengunjung pementasan yang bertempat di Lapang Bintang Subang tersebut menurut event organizer pementasan, Gabe Kapyadi dari Zyana FM, sekitar 70 ribu orang yang didominasi ABG, sebuah jumlah yang jauh di luar perkiraan, karena estimasi penyelenggara hanya mencetak 15 ribu tiket masuk yang berharga Rp 10 ribu. Sehingga untuk mengakomodir pengunujung yang sangat banyak itu akhirnya semua pengunjung diperbolehkan masuk dan larut bersama lantunan 10 nomor lagu dari kedua band.

“Alhamdulillah, sekalipun jumlah penonton jauh di luar perkiraan semula, ya sekitar 70 ribu orang, sementara kami hanay mencetak 15.000 tiket masuk, karena lapangan bintang yang setara dengan dua lapangan bola itu, penuh sesak oleh anak muda,”ujar Gabe kepada Radar Senin (19/3).

Namun Gabe juga mengakui adanya beberapa insiden, termasuk dijebolnya pagar pengaman yang terbuat dari seng, setinggi 2 meter. Di luar itu juga ada insiden puluhan pengunjung yang pingsan akibat berdesak-desakan saat mau pulang. Buah kerja sama Zyanna FM yang berbasis di Jalacagak dengan G 9 Produnction dari Jakarta ini memang meberika oase hiburan bagi kaula muda Subang.

Aparat keamanan juga nampak ekstra ketat dalam penyelenggaraan konser dua band besar tadi, mereka tidak mau kecolongan seperti yang pernah terjadi dalam pagelaran grup besar sekela Ungu dan Samson Band. Namun tak urung ada aparat keamanan yang terluka akibat jebolnya pagar pembatas yang roboh dan meimpa aparat yangs edang berjaga.

Malam itu memang milik ABG, seluruh jalan Kartini yang menuju Lapangan Bintang penuh sesak oleh pejalan kaki dan sepeda motor yang didominasi anak-anak angkatan 90 an. Bahkan hujan gerimis yang sempat mengguyur Subang di sore hari malah membuat pengunjung merasa sejuk ditengah udara malam. Demikian juga tempat-tempat strategis di sekitar Lapangan Bintang menjadi tempat mangkal anak muda, karena ternyata tidak semua anak itu masuk arena peretunjukan, banyak diantara mereka yang hany nongkrong atau bergerombol bersa rekan sebayanya, atau dengan pasanganya.(Ksm)


47 Rumah Dihajar Putting Beliung.

Sedikitnya 47 rumah dan satu sekolah, di tiga desa kecamatan Pagaden rusak akibat diterjang angin puting beliung yang terjadi Sabtu (17/2). Bahkan satu rumah milik Ibu Amah warga desa Kamarung nampak rata dengan tanah, sementara 9 rumah rusak ringan sedang dan 38 lainya mengalami kerusakan mulai dari pecahnya genting sampai ambruknya bagian dapur.

Tiga desa yang diterjang angin puting beliung itu adalah desa Kamarung, Pagaden dan Neglasari. Saat kejadian, masrakata yang mendengar deru anging yang kencang berhamburan keluar untuk menyelamtkan diri. Namun, karena kesigapan masyarakat maka bisa dihindarkan jatuhnya korban jiwa dalam musibah ini.

Camat Pagaden Saad M Abdulgani yang mendampingi bupati Subang Eep Hidayat saat mengunjungi para korban angin puting beliung melaporkan jumlah rumah yang diterjang angin tersebut. Saad menjelaskan bahwa pemerintah kecamatan telah melakukan inventarisasi keluarga korban terjangan angin tadi, dan berharap agar Pemkab Subang dapat meringankan penderitaan korban musibah ini.

Sementara menurut Eep Hidayat saat mengunjungi warga yang menjadi korban menyatakan bahwa, yang menjadi masalah dalam sebuah bencana ataua apapun namanyan, bukan hanya menyangkut berapa besar kerugian yang diderita, tetapi yang harus difikirkan adalah bagaimana memulihkan kembali kehidupan keluarga korban yang terkena musibah. Dalam kesepatan tersebut Eep Hidayat memberikan bantuan kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat bencana tadi. (Ksm)

3 Juta Pendudk jabar Buta Huruf.

Subang – Upaya pemerintah untuk memberantas buta aksara walaupun dinilai berhasil, namun masih menyisakan pekerjaan rumah yang perlu komitmen semua pihak, karena untuk propinsi Jawa Barat saja sampai tahun 2004 masih menyisakan lebih dari juta penduduk usia di atas 15 tahun yang belum melek aksara. Hal inilah yang menjadikan pemerintah konsen pada program PLS.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ace Suryadi,Ph.D Dirjen Pemdidikan Luar Sekolah (PLS) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam sebuah wawancara eklusif dengan Radar di sela-sela kesibukanya dalam persiapan Gebyar Pendidikan Untuk Semua yang akan dihadiri Mendiknas Bambang Soedibjo di Subang Kamis (22/3) mendatang. Ace yang didampingi Kepada Dinas Pendidikan Subang, Makmur Sutisna di Jalan Bidara Subang menjelaskan panjang lebar tentang upaya peningkatan pendidikan secara menyeluruh.

Sementara untuk tingkat nasional data tahun 2004 terdapat 15 juta penduduk yang menyandang buta huruf, untuk itu Depdiknas melalui Dirjen PLS memiliki 6 stategi untuk mengurangi angka tersebut minimal setengahnya pada tahun 2009 nanti, atau lebih awal dari target internasional yang memproyeksikan pengurangan angka buta aksara setengahnya pada tahun 2015 nanti.

“Jadi ada enam strategi besar untuk menuntaskan itu, partama menyandarkan pada wibawa pemerintah mul;ai dari presiden, menteri, gubernur, terus sampai ke aparat yang dibawah, atau pendekatan horizontal, kedua pendekatan vertikal yang melibatkan organisasi swadaya masyarakat,”papar Ace Suryadi

Semua pihak harus dilibatkan dalam pemberantasan buta aksara ini, karena selain secara horizontal dan vertikal juga akan dibuat secara blok, sehingga semua bagian dari negara sampai ke desa dan kelurahan dibagi habis. Nantinya ada rewar dan punishment untuk desa dan kelurahan yang berhasil menuntaskan buta aksara. Demikian juga dengan mahasiswa akan diarahkan untuk menyelesaikan masalah ini dalam program KKN nya yang selama ini dipelopori oleh UGM.

Kelebihan dari KKN mahasiswa adalah dalam kemampuanya menjangkau daerah yang tidak terjangkau atau menurut istilah Ace Suryadi adalah reaching unreacer . Dan terbukti dengan pola ini Pemerintah Indonesia dinilai berhasil dalam melakukan pengentasan buta huruf, pada intinya akibat kemampuan untuk menjangkau daerah-daerah yang selama ini sulit dijangkau dalam pmberantasan buta aksara.

Berkaitan dengan pelaksanaan gebyar Pendididikan Untuk Semua (PUS) di kabupaten Subang, menurut Ace adalah merupakan sebuah penghargaan terhadap pemkab Subang dibawah kepemimpinan Eep Hidayat dan jajaran Disdiknya yang dinilai secara serius melakukan program PLS, melalui Keaksaraan Fungsional dan Kejar Paket A, B dan C, yang telah berhasil mengurangi angak buta huruf dan peningkatan jenjang pendidikan penduduknya. (Ksm)

Tinggalkan komentar